Kepedulian Sesama Muslim

Infaq pengembangan materi di web ini dapat ditransfer via Bank JAGO No. Rekening (542) 5000 4711 7650 atas nama YOSEP SAEFUL AZHAR
Mencermati peristiwa besar serbuan Israel ke Palestina tentu membuat hati kita tergerus seakan serangan-serangan itu menimpa kita semua di mana pun berada. Kita sebagai muslim senantiasa akan menetapkan diri kita di hadapan kaum muslimin lainnya sebagai saudara seagama, saudara seaqidah dan sekeyakinan. Karena itu hari ini banyak di antara muballigh yang menyampaikan seruan wajibnya tertanam rasa kepedulian diri kepada sesama muslim.
Di antara hadits yang secara lafdziyah mengarah pada kesimpulan di atas adalah sebagai berikut.

مَنْ لَا يَهْتَمُّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ , وَمَنْ لَا يُصْبِحُ وَيُمْسِي نَاصِحًا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِإِمَامِهِ وَلِعَامَّةِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

Artinya: "Siapa saja yang tidak peduli (memperhatikan) urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah golongan di antara mereka (muslimin), dan siapa saja yang pagi hari dan sore harinya tidak menjadi penasihat bagi Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, pemimpinnya dan bagi umumnya kaum muslimin, maka ia bukanlah golongan di antara mereka". (HR At-Thabrany dalam Al-Mu'jamus Shagir dan Al-Mu'jamul Ausath)

Akan tetapi, jika kita teliti lebih jauh terhadap riwayat hadits di atas, ternyata hadits tersebut dhaif. Di antara alasan kedhaifannya karena dalam sanadnya ada rowi yang bernama  Abdullah bin Abu Ja'far Ar-Rozi.

Untuk melengkapi simpulan di atas, mari kita perhatikan takhrij riwayat hadits tersebut.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ الْأَصْبَهَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الزَّمْعِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الرَّبِيعِ، عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib Al-Ashbahaniy; Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim Az-Zam'iy; Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Ja'far Ar-Rozi; Dari Bapaknya; Dari Ar-Rabi'; Dari Abul 'Aliyah; Dari Hudzaifah bin Al-Yaman, kata beliau: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "........". (Al-Hadits Al-Mu'jamus Shagir)

Dalam uraian Ibnu Abu Hatim (Al-Jarhu wat Ta'dil), Abdullah bin Abu Ja'far Ar-Rozi, dia itu namanya adalah 'Isa bin Mahan [Al-Marwazi]. Ia meriwayatkan hadits dari Syu'bah, Bapaknya, 'Ikrimah bin 'Ammar, Al-Mas'udiy, Ayyub bin 'Utbah, Mubarak bin Fudhalah, Abu Munib Al-Marwaziy, Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif Al-Madiniy, Abu Sinan As-Syaibany, Musa bin 'Ubaidah, dan Sa'id bin Abdurrahman Az-Zubaidy. Sedangkan hadits-hadits yang berasal darinya diriwayatkan oleh Muhammad bin 'Isa bin At-Thiba', Ibrahim bin Musa, Yahya bin Al-Mughirah, Muhammad bin 'Amr, Al-Hasan bin Umar bin Syaqiq Al-Bishri, anaknya yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abu Ja'far, dan Ahmad bin Abdurrahman.

Abu Zur'ah menyatakan bahwa dia itu Tsiqah. Sedangkan Abu Hatim, di satu sisi ia menyatakan bahwa Ar-Rozi ini Tsiqah, tetapi di sisi lainnya ia menyatakan bahwa Ar-Rozi ini Shaduq. Abu Ahmad bin Adi mengatakan, "Sebagian di antara haditsnya tidaklah diikuti". Muhammad bin Humaid menyatakan bahwa dia itu seorang fasik. Kata beliau, "Aku mendengar darinya sepuluh ribu hadits, lalu ku lempar ia [riwayat-riwayat itu]". (Tahdzibul Kamal Fi Asmair Rijal, 14: 387)

Melalui jalur ia pula, hadits yang berbunyi "La nikaha illa biwaliyyin".

......cag heula.....


Posting Komentar

0 Komentar